Tumiso (paling kiri) saat masih di Pulau Buru Sengaja Pingsan agar Tidak dirazia Tentara Anda suka, atau bahkan kagum dengan karya-karya Pramoedya Ananta Toer? Maka sudah selayaknya anda berterima kasih pada Tumiso. Tanpanya, anda dan dunia tak mungkin bisa menikmati karya-karya Pram di Pulau Buru yang amat luar biasa. Berikut kisahnya. Oleh Folly Akbar, Jakarta Dua Oktober 1979, adalah hari yang membahagiakan bagi Tumiso. Bersama para tahanan politik lainnya di Pulau Buru, dia dibebaskan. Kapal Gunung Jati yang biasa mengangkut jamaah haji, menjadi angkutan yang mengantarkannya kembali ke tanah Jawa. Setelah 10 tahun diasingkan. Jika teman-temannya membawa berbagai macam barang pribadinya, hal berbeda justru dilakukan Tumiso. Dia hanya membawa dua stel pakaian, dan satu botol kayu putih. Sisanya, karungnya hanya berisi buku-buku karya Pram! Mulai dari Tetralogi Buru ; Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak langkah dan Rumah ka