(Asumsi dari maraknya praktik Money Politic dan Krusialisasi Jasa Dukun dalam sebuah Pemilihan Kepala Desa) Bagi sebagian orang, memiliki kekuasaan merupakan hal yang selalu di dambakan. Alhasil, mulai dari Pemilihan Presiden(Pilpres) hingga Pemililihan Kepala Desa(Pilkades), konfrontasi memperebutkan kekuasaan merupakan dinamika yang tidak bisa dielakan lagi. Tidak jarang, perilaku kotor seolah menjadi instrumen yang selalu mengiringi jalanya sebuah pemilu. Jika kita menyadari secara penuh, memiliki tahta atau jabatan merupakan sebuah kondisi yang berat bagi kita manusia, karena kepercayaan bukanlah hal yang murah. Tapi ibarat dua sisi mata uang, dengan jabatan pula kita akan mampu melakukan banyak hal yang sangat mempengaruhi kehidupan orang banyak. Disinilah polemik(dibaca:perang batin) seorang pemegang kekuasaan berkecambuk, pilihanya adalah menjadikan kekuasaan sebagai ladang pengabdian kepada masyarakat atau menjadikan kekuasaan sebagai alat pemuas pribadi.