Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2012

Kapitalisme Menikam Malioboro

Siang tadi, Jumat 23 Maret 2012 saya bersama salah seorang kawan saya berputar malioboro, kawasan yang konon melahirkan banyak seniman puluhan tahun yang lalu. Sejauh mata memandang, saya tidak menemukan tempat atau aktivitas para seniman jogja. Yang terlihat hanya potret masyarakat jogja dan indonesia pada umumnya. Bangunan berjejer, dengan desain modern merupakan potret malioboro saat ini. Bangunan cagar budaya perlahan tergerus derasnya kapitalisme yang jeli memanfaatkan potensi kawasan malioboro yang mendunia. Tampak buruh kita yang bekerja penuh keringat untuk memperkaya kapitalis yang mungkin cuma ongkang-ongkang kaki di teras depan rumahnya yang seperti istana. Dalam hati saya berfikir, ternyata kapitalisme lebih kejam dibanding feodalisme.

Kenaikan BBM Matikan Kelas Menengah

OLEH : FOLLY AKBAR Pertikaian Iran dan Barat menjadi alibi pemerintah menaikan harga BBM. Keputusan ini sangat memukul mayoritas rakyat Indonesia yang sangat bergantung dengan stabilitas BBM. Dengan demikian, maka harga kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan disebabkan proses produksi dan distribusi sangat bergantung dengan BBM. Dan ini akan menjadi masalah jika tidak dibarengi naiknya pendapatan masyarakat. Kondisi ini sangat memungkinkan lahirnya orang miskin baru(OMB) Orang-orang di senayan sana tentu tega manaikan harga BBM, toh dampak yang mereka terima tidak signifikan. Maklum, gaji tetap di atas standar kesejahteraan, lengkap dengan asuransi yang diperoleh pejabat dan pegawai masih cukup kuat untuk menopang naiknya kebutuhan. Tapi bagi masyarakat yang selama ini berpenghasilan pas-pasan, kenaikan bahan pokok berarti menurunya jatah konsumsi. Adanya bantuan langsung tunai(BLT) yang diberikan pemerintah tidak akan banyak membantu penderitaan rakyat kecuali pencitraan SBY. Kita ke

Revitalisasi Peran Pers Mahasiswa

OLEH : FOLLY AKBAR Kalau benar bahwa pers mahasiswa mempunyai hakikat yang tidak terpisahkan dengan kehidupan mahasiswa, maka ia adalah sebuah ruh. Ekspresinya bisa tebal ataupun tipis, tetapi secara eksistensial ia ada: menyelinap kesana-kemari. Suatu saat bisa teramat lesu, tetapi saat yang lain bisa sangat bergairah (BALAIRUNG, Edisi 13/Tahun V/1991) Pers dan mahasiswa adalah dua elemen yang memiliki peranan besar dalam sejarah Indonesia. Kapasitas pers sebagai media menjadikanya media paling efektif untuk menggerakan massa. Sedangkan mahasiswa yang secara psikologi menurut Aristoteles adalah kaula muda mengalami suatu minat terhadap dirinya, minat terhadap sesuatu yang berbeda atas lingkungan dan realitas kesadaran akan dirinya. Disamping itu Frank. A dalam ungkapanya menyatakan Mahasiswa adalah suatu kelompok elit marjinal dalam lingkungan suatu dilema “marginal elites”. Ini mengakibatkan karakter mahasiswa menjadi radikal, kritis dan suka dengan perubahan. Ketika  dua e

Sengketa Merapi, Butuh Ketelatenan Pemerintah

OLEH : FOLLY AKBAR Loyalitas dan kesetiaan warga lereng merapi sungguh luar biasa, keganasan erupsi merapi yang sering meluluh-lantakan wilayah mereka tidak mengurungkan keteguhan hati mereka untuk tetap tinggal di lereng merapi. Kali ini ujian kesetiaan mereka kembali diuji, ditengah renovasi akibat erupsi 2010 lalu yang masih terbengkalai, gunung teraktif di dunia tersebut dikabarkan akan menemui janjinya kembali. Dalam kondisi ini, kita tidak bisa menyalahkan kecintaan masyarakat terhadap daerah mereka . Apalagi secara terang-terangan masyarakat mengungkapkan rasa ketidak beratan meski sewaktu-waktu bahaya merapi mengancam. Karena bagi mereka, merapi adalah kerabat yang sudah menjadi bagian hidup mereka. Bahkan selama bertahun-tahun kehidupan mereka di topag kesuburan lereng merapi.   Kondisi ini tidak berarti menggugurkan tugas pemerintah untuk melindungi rakyatnya. Tapi pemerintah dituntut bijak dalam menyikapinya, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat bahwa ada kalanya

Revitalisasi Budaya Penelitian

OLEH : FOLLY AKBAR Dalam penyusunan jurnal ilmiah, ada dua aktivitas kunci yang tidak bisa di pisahkan yaitu penelitian dan menulis. Jika ditimbang, di antara keduanya yang paling memberatkan adalah penelitian. Selain sulit menentukan masalah, pengumpulan bahan yang tidak sedikit, observasi yang menuntut ketelitian ekstra hingga dana dan waktu yang banyak merupakan rangkaian proses panjang penelitian. Tak heran jika intensitas penelitian yang dilakukan civitas akademisi tidak menunjukan peningkatan, karena hal tersebut merupakan momok terus dihindari. Fakta di atas bukanlah hal yang menggembirakan, karena kita tahu penelitian merupakan tahapan wajib dalam upaya memecahkan sebuah permasalahan. Hal ini sejalan dengan tujuan di adakanya pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan yang natinya berefek pada sejahteranya manusia(memanusiakan manusia). Nah, dengan adanya kewajiban menyusun jurnal ilmiah, semoga budaya penelitian kembali marak di dunia pendidikan sehingga dapat membantu meme

Selamatkan Jurusan Agama di PTAI

OLEH : FOLLY AKBAR Perkembangan teknologi dan globalisasi sangat memberikan dampak yang teramat besar bagi kehidupan manusia. Dampaknya begitu terasa di semua lini kehidupan tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Kondisi zaman yang segala aktivitasnya menggunakan hasil teknologi memaksa institusi pendidikan khususnya Perguruan Tinggi(PT) untuk mencetak para ilmuwan demi tuntutan pasar. Atas tuntutan pasar itulah, mayoritas PT berlomba-lomba membuka jurusan yang sifatnya sains dan ilmu sosial. Bahkan Perguruan Tinggi Agama Islam(PTAI) turut banting setir dengan membuka jurusan yang sifatnya tidak agamis lagi. Banyak STAIN konversi menjadi IAIN, yang IAIN ingin konversi menjadi UIN yang notabenya boleh membangun fakultas umum. Sehingga potensi untuk bangkrut relatif lebih kecil mengingat jurusan umum lebih diminati ketimbang jurusan agama.

Memalukan Republik Indonesia

Indonesia mengawali tahun 2012 dengan catatan-catatan negatif. Sehari pasca kekalahan timnas U-21 di tangan tim gurem Myanmar, sempurna sudah kegagalan Timnas Indonesia dalam ajang Pra-Piala Dunia(PPD) 2014. Setelah lima kekalahan secara berturut-turut, pertandingan terakhir ditutupnya dengan kebobolan 10 gol tanpa balas. Sehingga lapor timnas PPD adalah 6 kali kalah dengan total kemasukan 26 kali dan hanya mencetak 3 gol. Sebagai pecinta sepak bola tanah air, melihat fakta ini membuat perasaan kita bermacam-macam rasa, ada sedih, malu dan kesal. Sedih karena impian kita melihat Timnas Indonesia tampil di piala dunia harus kembali tertunda hingga “entah kapan”. Rasa malu sendiri menjadi hal lumrah yang dirasakan anak bangsa ketika negaranya dikalahkan negara lain dengan mengenaskan. Dan rasa kesal timbul akibat ulah PSSI yang ceroboh dengan mengirim tim amatir tanpa memperhatikan harga diri 250 juta masyarakat Indonesia yang mereka pertaruhkan.

Melacak Bentuk Mahasiswa Ideal

OLEH : FOLLY AKBAR Menjadi mahasiswa yang ideal merupakan dambaan semua mahasiswa dimanapun dia berada. Selama ini, indikasi mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang berprestasi dalam hal akademisi, militan dalam berorganisasi dan tanggap dengan penderitaan rakyat yang tertindas sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai golongan terdidik. Tapi mayoritas mahasiswa saat ini merasa skeptis dan merasa bahwa semua itu mustahil untuk terwujud. Yang ada dibenak mereka adalah, jika harus berprestasi dalam hal akademik maka tinggalkan jauh-jauh kesibukan organisasi dan fokus berkonsentrasi dalam belajar. Bagitupun sebaliknya, jika ingin militan di organisasi maka harus mengesampingkan tugas akademik.